6.18.2011

Kabel Coaxial vs UTP

Kabel coaxial adalah jenis kabel yang umum digunakan dalam teknik radio dan CCTV. Karakteristik impedansi yang digunakan untuk radio biasanya 50 ohm (contohnya: RG-58) sedangkan untuk CCTV adalah 75 ohm (contohnya: RG-59). Problematika yang kerap muncul dalam instalasi kabel coaxial jarak jauh adalah interferensi yang diakibatkan oleh pengaruh ground loop. Ground loop dapat timbul dari longgarnya sambungan connector di kedua ujung kabel, baik di sisi camera maupun di sisi input DVR. Oleh karena connector kurang "menggigit" kabel, maka camera dan input DVR tidak berada dalam ground yang sama. Efeknya adalah interferensi berupa gambar yang bergaris-garis atau goyang. Ground loop bisa disebabkan pula oleh kurang sempurnanya sambungan kabel. Kualitas kabel coaxial yang buruk bisa menjadi penyebab nomor tiga.

Selain problematika di atas, instalasi kabel coaxial pada jarak jauh sebanyak jumlah camera yang terpasang, mendatangkan kesulitan tersendiri bagi teknisi. Ukuran kabel yang sebesar telunjuk untuk satu camera bukan perkara mudah jika jumlahnya mencapai hingga 16 kabel. Adakalanya instalasi kabel coaxial untuk kondisi-kondisi seperti ini tampaknya kurang efektif.

Di sisi lain, ada kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang sudah menjadi standar bagi instalasi jaringan komputer (LAN). Kabel ini memiliki 4 pasang konduktor (disebut dengan 4-pair). Kendati terdiri atas  4 pair, namun pada instalasi jaringan LAN yang digunakan hanya 2 pair saja, sedangkan sisanya dicadangkan untuk keperluan lain, misalnya untuk PoE (Power over Ethernet). 

Sebagaimana diketahui, kabel-kabel yang terpilin (twisted) memiliki karakteristik yang baik dalam menolak setiap bentuk noise atau interferensi dimana sifat ini sangat dibutuhkan pada transmisi data. Keunggulan "twisted" inilah yang kemudian "dilirik" untuk diterapkan pula pada sistem transmisi video (CCTV) sebagai pengganti coaxial. Salah satunya adalah untuk menghilangkan pengaruh ground loop.

Namun sayangnya sifat elektrikal kedua jenis kabel ini tergolong berbeda. Kabel coaxial dikategorikan sebagai kabel "unbalanced", mungkin disebabkan karena bagiannya yang tidak sama  (ada kabel tunggal dan serabut). Sedangkan kabel UTP digolongkan sebagai "balanced", karena kabelnya sejenis.  Perbedaan inilah yang kemudian memunculkan istilah Balun, yang merupakan kependekan dari Balance unbalance. Perbedaan karakteristik impedansinyapun berbeda pula, dimana coaxial sebesar 75ohm sedangkan kabel UTP memiliki impedansi tak-terhingga. Oleh sebab itulah kita tidak bisa mengganti coaxial secara langsung dengan kabel UTP, karena akan terjadi "mismatch" yang menyebabkan signal loss berupa hilangnya gambar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan satu alat yang disebut Video Balun.

Video Balun dapat menyederhanakan instalasi kabel coaxial. Sederhananya: satu kabel UTP dapat menyalurkan 4 sinyal video (camera) atau menggantikan  4 tarikan kabel coaxial pada jarak yang relatif jauh hingga mencapai 400 meter (untuk video balun pasif seperti pada gambar). Untuk tipe aktif, jaraknya diklaim bisa mencapai 1000 meter.

Uniknya, konfigurasi video balun bisa dibangun dalam berbagai macam kombinasi. Misalnya pada aplikasi Speed Dome, satu kabel UTP bisa membawa sinyal video, power dan data RS-485 sekaligus. Bayangkan jika mengunakan coaxial, maka kita perlu menyediakan 3 jenis kabel yang berbeda, bukan?


Pilih yang mana? Sebundel kabel coaxial atau seutas kabel twisted pair?

Tidak ada komentar: