7.14.2011

Dokumen dokumen proyek (5)

Peraturan umum pekerjaan plumbing

Spoiler for :

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING
1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :

INSTALASI PLAMBING & DRAINASE

a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional.
b. Peraturan Daerah DKI Jakarta yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang.
c. Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.
d. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.
e. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 1992 tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.
f. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 atau edisi terakhir.

g. SK GUB DKI – Jakarta no 19 tahun 1992 tentang Sumur Resapan atau edisi terakhir.

h. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 2 tahun 1994 tentang Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.

i. Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 080/PAM/1993 tentang Biaya Penyambungan Air Minum atau edisi terakhir.

j. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwewnang.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertim-bangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.




4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Owner/ Pemberi Tugas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan kepada Owner/ Pemberi Tugas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Owner/ Pemberi Tugas. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Owner/ Pemberi Tugas untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.

3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi ini tidak melaksanakan teguran dari Owner/ Pemberi Tugas atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang diperlukan, maka Owner/ Pemberi Tugas berhak penyerahkan perbaikan/ penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.

6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Owner/ Pemberi Tugas serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Owner/ Pemberi Tugas.
b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instalasi pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Instalasi Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang bersangkutan.
c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada Owner/ Pemberi Tugas.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Owner/Pemberi Tugas yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.
 Jumlah material masuk/ ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca, dan
 Pekerjaan tambah/ kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Owner/Pemberi Tuigas untuk diketahui/ disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Owner/ Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :

 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Owner/ Pemberi Tugas.

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Owner/ Pemberi Tugas.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Owner/ Pemberi Tugas.

1.09.0. PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan Owner/ Pemberi Tugas.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Owner/ Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Owner/ Pemberi Tugas secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Owner/ Pemberi Tugas secara tertulis.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Owner/Pemilik/Pemberi Tugas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.13.0. RAPAT LAPANGAN
Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas.





Spoiler for :

2.00.0. SPESIFIKASI PERPIPAAN

2.01.0. U M U M

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :

1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Sambungan Flexible
5. Penggantung dan penumpu
6. Sleeve
7. Lubang pembersihan
8. Bak kontrol
9. Balok Beton
10. Galian dan pengurukan kembali
11. Pengecatan
12. Pengakhiran
13. Pengujian
14. Peralatan Bantu

2.01.1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.

2.01.2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

2.01.3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.

2.01.4. Untuk pipa besi dibawah tanah diberi lapisan cat / pita anti karat dengan ketebalan 1.5-3 mm dan diberi plingkut dan dibalut dengan densotype dengan overlap 1-2 cm, dan diberi pasir.

2.01.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, Polyvinil Cloride (PVC), Polypropelene Random (PP-R), selain disebut diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari.

2.01.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

2.02.0. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

2.02.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan


2.02.2. Spesifikasi GIP – 10

Penggunaan:
-Air Bersih Dalam Gedung (Di Ruang Pompa)
-Air Bersih di Luar Gedung (Di Site)

Tekanan Standard 10 bar
Pipa : Galvanized steel pipe BS 1387/1967, class Medium (10 kg/cm2).
Sambungan & Fitting : Dia. 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 1.3 class 150 lb, screwed. Dia. 50 mm keatas wrought steel but welding fitting ANSI B 16.9 sch-40
Valve & Strainer : Dia. 40 mm kebawah bronze atau A-Metal body class, 150 lb dengan sambungan ulir BS 21/ANSI B2.1. Dia. 50 mm keatas cast iron body class 150 lb dengan sambungan flanges ANSI B 16.9 sch-40

2.02.3. Spesifikasi PV - 10

Penggunaan:
- Air Kotor Grafitasi
- Air Kotor dipompakan
- Air Bekas Grafitasi
- Air Bekas di pompakan
- Air Hujan

Tekanan Standard 10 bar
Pipa : Polyvinyl chloride (uPVC) klas 10 bar (10 kg/cm2). Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius, Solvent Cement joint type. Reducer : PVC Injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent Cement Joint Type. Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Standard : JIS K- 6741 dan atau JIS K- 6742



2.02.4. Spesifikasi CI.

Penggunaan : - Air Limbah Dapur (Kitchent)
- Foodcourt

Tekanan Standard 10 bar
Pipa : Hub and Spigot coated cast iron for sewage and or.
Kitchent waste.
Bitument coating or Internal epoxy coating 130 mikron dan external anti rust coating dengan red primer.
Fitting : Hub and Spigot coated cast iron sanitary type fitting

Joint : Memakai sambungan khusus (Coupling) atau sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

Standard : ASTM or ISO 6594.

2.02.5. Spesifikasi PV - 5
Penggunaan : - Vent

Tekanan Standard 5 bar.
Pipa : Polyvinyl chloride (uPVC) klas 5 kg/cm2 (bar)
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.

Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Standard : JIS K – 6741 dan atau JIS K - 6742

2.02.6. Spesifikasi PPR – 10

Penggunaan: - Air Bersih Dalam Gedung.

Tekanan Standard 10 bar
Pipa : Polypropilene Random DIN 8078, DIN 8077 klas 10
bar (10 kg/cm2).
Elbow & Junction : PP-R Hot Welding Jointing Type, DIN 16962. Reducer : PP-R Hot Welding fitting concentric Joint Type. Penyambungan : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Standard : Approved to BS dan atau DIN.

Life Time : Tekanan Kerja 17.7 bar pada temperature 30ºC,
25 tahun, standard PN-16




Spoiler for :

2.02.7. Skedul Valve.


2.02.8. Persyaratan jenis peralatan.

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :


2.03.0. PERSYARATAN PEMASANGAN

2.03.1. U m u m

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm di antara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan flangens, water mur dapat digunakan bila keadaan sangat memaksa.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Sambungan pipa besi untuk ukuran sampai dengan 2” (dua Inch) menggunakan screw, dan lebih besar dari 2” (dua Inch) menggunakan Flange.
8. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam bangunan.
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %
b. Di bagian luar bangunan.
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
9. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
10. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
13. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain.
14. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda- benda lain.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
 Untuk pipa kebakaran minimum 75 cm dibawah tanah diberi anti karat merek Densopol/Densotape tebal 1.5 -3 mm dengan overlap 1-2 cm, dan harus dilapis minimal dua kali agar didapat perlindungan pipa terhadap karat yang maximal.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 - 15 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
 Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut.
16. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
17. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas apabila didalam tanah harus diberi blok-blok beton.
18. Sambungan-sambungan flexible harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
19. Pekerjaan pemimpaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
20. Katup-katup dan fitting pada pemipaan sedemikian rupa harus ukuran jalur penuh.
21. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta peregangan tidak terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persaratan pabrik.
22. Pemasangan peralatan control pada pipa harus pada pipa horizontal dan diperhitungkan agar dipasang pada tempat aliran air yang laminer.

2.03.2. Penggantung dan Penumpu Pipa.

1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :


2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah.
b. Titik percabangan.
c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal- hal lain yang sejenis.





Spoiler for :

3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

a. Diameter Batang
-----------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-----------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm

300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor
keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil
dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor
dari 2 keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------

b. Bentuk gantungan.
- Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.

4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

5. Semua pipa gantungan dan penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.


NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA
1. Air Bersih -----B i r u
2. Air Kotor/ Air Bekas --- H i t a m
3. Vent--- Abu-abu
4. Air Pemadam Kebakaran-- Merah
5. Udara ---Hijau
6. Fuel Oil ----Kuning



2.03.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.

1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum 75 cm dibawah tanah, dibawah pipa air minum.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.
4. Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa urug dengan tanah tanpa benda keras.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar (dudukan).
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar tanpa benda keras.
8. Untuk pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton dengan dia meter minimum 2 x dia meter pipa tersebut.

2.03.4. Pemasangan Katup - katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.
- Di ruang Mesin
--------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
--------------------------------------------------------------
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
--------------------------------------------------------------
- Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c. Ventilasi udara otomatis.
d. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah.
e. Katup pengurang tekanan (Pressure Reducing Valves) Untuk aliran keatas dan ke bawah.
f. Katup by-pass.

2.03.5. Pemasangan strainer.

Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
a. Katup - katup Pengontrol.
b. Katup - katup pengurang tekanan.
c. Peralatan-peralatan lain yang dipersaratkan.

2.03.6. Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan (Release Valve).

Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan.

Spesifikasi Teknis minimal Release Valve adalah sebagai berikut :
- Harus dapat melepas tekanan tinggi di dalam pipa tegak / pipa dekat pompa, distribusi air dingin menjadi dan atau sesuai dengan yang direncanakan.
- Harus dilengkapi dengan pilot untuk pengaturan tekanan yang diharapakan.
- Perbaikan/Penggantian komponen dari Release Valve, harus dapat di lakukan di tempat tanpa harus menurunkan unit Release Valve nya.
- Setiap unit Release Valve harus di uji operasionalnya dan pengujian secara hydrostatic harus tercatat pada sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
- Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Material :
- Body dan Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Stem : Stainless Steel AISI 303
- Spring : Stainless Steel AISI 302
- Spool : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Diapragma Plate : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Seat Ring : Cast Bronze ASTM B.62.
- Diapragma : Nylon Reinforced Buna-N.
- O Rings : Buna - N
- Seat Disc : Buna - N.
- Rating Temperature : 32º F s/d 180º F.
- Pressure Rating
Class 150 lb : Maximum 250 Psi.
Class 300 lb : Maximum 640 Psi.
- Bagian dalam dan luar Body Release Valve harus di coatined epoxy, khusus
body luar perlu dilapisi dengan cat enamel, setelah di coated epoxy.


2.03.7. Pemasangan katup-katup pengaman (Safety Valve).

Katup-katup pengaman harus disediakan ditempat - tempat yang dekat dengan sumber tekanan. Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Spesifikasi Teknis minimal Safety Valve adalah sebagai berikut :

- Harus dapat melepas tekanan tinggi di dalam pipa tegak / pipa dekat pompa, distribusi air dingin dan atau sesuai dengan yang direncanakan.
- Harus dilengkapi dengan pilot untuk pengaturan tekanan yang diharapakan.
- Perbaikan/Penggantian komponen dari Safety Valve, harus dapat di lakukan di tempat tanpa harus menurunkan unit Safety Valve nya.
- Setiap unit Safety Valve harus di uji operasionalnya dan pengujian secara hydrostatic harus tercatat pada sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
- Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Material dan spesifikasi teknis:

- Body dan Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Stem : Stainless Steel AISI 303
- Spring : Stainless Steel AISI 302
- Spool : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Diapragma Plate : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Seat Ring : Cast Bronze ASTM B.62.
- Diapragma : Nylon Reinforced Buna-N.
- O Rings : Buna - N
- Seat Disc : Buna - N.
- Rating Temperature : 32º F s/d 180º F.
- Pressure Rating
Class 150 lb : Maximum 250 Psi.
Class 300 lb : Maximum 640 Psi.
- Bagian dalam dan luar Body Safety Valve harus di coatined epoxy, khusus
body luar perlu dilapisi dengan cat enamel, setelah di coated epoxy.

2.03.8. Pemasangan Ven Udara otomatis (AAV).

Ven udara otomatis harus disediakan ditempat - tempat tertinggi dan kantong udara. Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.



Spesifikasi Teknis minimal Automatic Air Vent adalah sebagai berikut :

- Harus dapat melepas tekanan tinggi di dalam pipa tegak distribusi air dingin dan atau sesuai dengan yang direncanakan.
- Setiap unit Automatic Air Vent harus di uji operasionalnya dan pengujian secara hydrostatic harus tercatat pada sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik.
- Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Material dan spesifikasi teknis :
- Body : Cast Iron / Cast Bronze.
- Cover : Cast Iron / Cast Bronze.
- Level : Stainless Steel.
- Seat : Stainless Steel.
- Float : Stainless Steel.
- Gasket : Non Asbestos
- Cover Bolt : Carbon Steel
- Float Arm : Stainless Steel.
- Orifice Button : Viton.
- Pin Retainer : Stainless Steel.
- Nominal Pressure : 20 bar.
- Temperature Kerja : -10 º Csampai dengan 120 º C.
- Standard : BS atau ASTM.

2.03.9. Pemasangan Pressure Gauge (PG).

Pressure Gauge dipasang dan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin diperlukan untuk mengetahui tekanan pada daerah tersebut.

Spesifikasi Teknis minimal Pressure Gauge adalah sebagai berikut :

- Dipasang di daerah pompa pada sisi discharge dan suction.
- Dipasang di setiap riser pada posisi teratas untuk mengetahui tekanan di masing-masing riser.
- Dipasang pada titik terjauh setiap pipa cabang.
- Setiap unit Pressure Gauge harus di uji operasionalnya dan pengujian secara hydrostatic harus tercatat pada sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat unit.
- Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Material dan spesifikasi teknis :
- Dial : White Aluminium dengan black dan red markings.
- Case : Steel ( Black)
- Lens : Glass
- Pointer : Aluminium ( Black)
- Socket : Brass
- Connection : 3/8” BSP Bottom Entry.
- Movement : Brass
- Operation Pressure : Maximum 75% of Full Scale Value
- Process Temperautre : -40 ºC sampai dengan 65 ºC
- Protection : IP 52
- Range : 0 – 7 kg/cm/psi, 0 – 10 kg/cm/psi.
0 – 16 kg/cm/psi, 0 – 20 kg/cm/psi.




Spoiler for :

2.03.10. Pemasangan katup - katup Pengurangan Tekanan (PRV).

Katup-katup pengurang tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.

Spesifikasi Teknis minimal PRV adalah sebagai berikut :

- Harus dapat mengurangi tekanan tinggi di dalam pipa tegak distribusi air dingin menjadi tekanan rendah yang konstan.
- Harus dilengkapi dengan PRV pilot minimum 2 unit untuk pengaturan tekanan dan aliran pemakaian minimal.
- Perbaikan/Penggantian komponen dari PRV, harus dapat di lakukan di tempat tanpa harus menurunkan unit PRV nya.
- Setiap unit PRV harus di uji operasionalnya dan pengujian secara hydrostatic harus tercatat pada sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat sebelum unit PRV di kirim.
- Untuk pemasangan disesuaikan dengan gambar perencanaan.

Material dan spesifikasi teknis :
- Body dan Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Stem : Stainless Steel AISI 303
- Spring : Stainless Steel AISI 302
- Spool : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Diapragma Plate : Ductile Iron ASTM A 536 /Cast Bronze ASTM
B.61, B.62.
- Seat Ring : Cast Bronze ASTM B.62.
- Diapragma : Nylon Reinforced Buna-N.
- O Rings : Buna - N
- Seat Disc : Buna - N.
- Rating Temperature : 32º F s/d 180º F.
- Pressure Rating
Class 150 lb : Maximum 250 Psi.
Class 300 lb : Maximum 640 Psi.
- Bagian dalam dan luar Body Pressure Reducing Valve harus di coatined epoxy,
khusus body luar perlu dilapisi dengan cat enamel setelah di coated epoxy.

2.03.11. Spesifikasi katup - katup secara umum.

Spesifikasi Teknis minimal Gate Valve adalah sebagai berikut :

Material dan spesifikasi :
- Body : Cast Iron.
- Body Seat Ring : Bronze
- Wedge : Cast Iron
- Wedge Ring : Bronze.
- Wedge Nut : Bronze.
- Bonet : Cast Iron.
- Bonet Gasket : Graphit.
- Stem : Copper Alloy.
- Stuffing Box : Cast Iron.
- Stuffing Box Gasket : Graphit.
- Gland : Cast Iron.
- Gland Packing : Graphit.
- Handwheel : Cast Iron.
- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.
- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC
- Standard : BS dan atau ASTM.



Spesifikasi Teknis minimal Globe Valve adalah sebagai berikut :

Material dan spesifikasi :
- Body : Cast Iron.
- Body Seat Ring : Bronze
- Disc : Bronze
- Stem : Copper Alloy.
- Bonnet : Cast Iron.
- Gland : Cast Iron.
- Gland Follower : Ductile Iron.
- Yoke Bushing : Bronze.
- Gland Packing : Graphite.
- Bonnet Gasket : Graphite.
- Handwheel : Cast Iron.
- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.
- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC
- Standard : BS dan atau ASTM.

Spesifikasi Teknis minimal Butter Fly Valve adalah sebagai berikut :

Material dan spesifikasi :
- Body : Cast Iron.
- Shaft : Stainless Steel
- Disc : Stainless Steel
- Bushing : PTFE.
- Liner : EPDM.
- O - Ring : EPDM.
- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.
- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC
- Standard : BS dan atau ASTM.
- Type : Lever Handle diameter kecil dari 4”
Gear Operator diameter besar dari 4”.

Spesifikasi Teknis minimal Check Valve adalah sebagai berikut :

Material dan spesifikasi :
- Body : Cast Iron.
- Disc : Stainless Steel.
- Seat Ring : Stainless Steel.
- Bushing : Bronze.
- Spring : Stainless Steel.
- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.
- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC
- Standard : BS dan atau ASTM.
- Type : Silent Check Valve.

Spesifikasi Teknis minimal “Y” Strainer adalah sebagai berikut :

Material dan spesifikasi :
- Body : Cast Iron.
- Cover : Cast Iron.
- Screen : Stainless Steel.
- Gasket : PTFE / Graphite.
- Pluge : Malleable Iron.
- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.
- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC
- Standard : BS dan atau ASTM.
- Type : “ Y “ Strainer.

2.03.12. Sambungan ulir.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white dengan campuran minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

2.03.13. Sambungan Las

1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
2. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
3. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada Owner/Pemberi tugas contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
4. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Owner/Pemberi Tugas.
5. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
6. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian Owner/Pemberi Tugas.

2.03.14. Sambungan lem PVC.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus melalui persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa dan tidak boleh dibakar.
4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran.

2.03.15. Sambungan Pipa PP-R.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting PP-R, mempergunakan Hot Welding Joint Type yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus melalui persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa dan tidak boleh dibakar.
4. Pipa dan fitting PP-R yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran.


2.03.16. Sambungan khusus Instalasi Pipa di Ruang Pompa.

1. Penyambungan instalasi di ruang pompa dan pipa tegak (Riser) disarankan menggunakan Victaulic Coupling.
2. Sistem penyambungan victaulic coupling tersebut disyaratkan pada setiap penyambungan pipa dan sambungan-sambungan terhadap valve-valve serta antara pipa dan Equipment.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dan rekomendasi dari pabrik Victaulic.

2.03.17. Sambungan yang mudah dibuka.

Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
- Pada waste fitting dan Siphon.
- Antara kitchen Sink Faucet dan Supply Valve

Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat/ sealent.

2.03.18. SLEEVES.

1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis " Flushing Sleeves ".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau " Caulk ".

2.03.19. Pembersihan.

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama- menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :
- Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
- Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.







Spoiler for :

2.04.0. P E N G U J I A N

2.04.1. Sistem Air Bersih.

1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air 10 kg/cm2 jangka waktu 4 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hunbungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

2.04.2. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.

1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/ cm2 selama 4 jam.
2. Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 1 jam.
3. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
4. Testing keseluruhan menggunakan bola karet dengan diameter disesuaikan dengan diameter pipa (maximum dia. 2 1/2 “ ) yang ditulis identitasnya dan dari toilet mana bola itu berasal dan selanjutnya harus sampai ke SWP/STP.

2.04.3. Sistem Air hujan.

1 Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/ cm2 selama 4 jam.
2 Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 1 jam.
3 Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

2.05.0. PENGECATAN

2.05.1. U m u m

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :

 Pipa servis.
 Support pipa dan peralatan Konstruksi besi.
 Flens.
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
 Peralatan yang catnya harus diperbaharui.

2.05.2. Persyaratan Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
--------------------------------------------------------------------------
Lokasi Pengecatan Pengecatan
--------------------------------------------------------------------------
Pipa dan peralatan - Zinchromate primer
dalam plafond 2 lapis

Pipa dan peralatan - Zinchromate primer
expose 2 lapis dan cat
akhir 2 lapis.

Pipa Besi dalam tanah - 2 lapis flincote dan dilapis
DENSOTAPE, dengan Tebal
minimal 1.5-3 mm, dan di
overlap 1-2 cm.
-------------------------------------------------------------------------



2.06.0. TESTING DAN COMMISSIONING.

1. Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara partial dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jaewab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

2.07.0. KATUP LABEL (VALVE TAG).

1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.

2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di tags katup.

3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.


3.00.0. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL PLUMBING DAN DRAINASE

3.01.0. U M U M

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesipikasi, gambar dan bill of quantity.

3.02.0. URAIAN PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :

1. Instalasi Sistem Pemipaan Air Bersih
2. Instalasi Sistem Pemipaan Air kotor dan Air Bekas
3. Instalasi Sistem Pemipaan Air Hujan
4. Instalasi Sistem Pemipaan Vent.

3.03.0. GAMBAR KERJA

Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan fixtures.
- Detail denah perpipaan
- Detail denah perkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

3.04.0. GAMBAR INSTALASI TERPASANG.

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.





Spoiler for :

4.00.0. SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH

4.01.0. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Tanki Persediaan Air Bersih bawah (GWT)
b. Tanki Persediaan Air Atas (Roof Tank)
c. Tanki Persedian Air dari Deep Well (Colllection Tank)
d. Pompa Transfer
e. Pompa Distribusi
f. Pemipaan
g. Pengkabelan
h. Panel listrik
i. Peralatan Instrumen dan pengendalian
j. Penyambungan ke peralatan penunjang
k. Penyambungan ke peralatan plambing

4.02.0. PERALATAN UTAMA

4.02.1. Persediaan Air Bersih

A. Kebutuhan air bersih diambil langsung dari instalasi air bersih PDAM dengan menggunakan pemipaan. Sebagai cadangan dipakailah Deepwell yang ditampung dalam Collection Tank (Raw Water Tank) yang kemudian melalui pengolahan (WTP) ditampung dalam Ground Water Tank.
Ground Tank ini digunakan untuk persediaan air bersih selama satu hari pemakaian.
Untuk sistem air bersih supplay ke tanki atas menggunakan pompa Transfer sedangkan supplay ke masing-masing lantai secara grafitasi dan- menggunakan pompa Booster. Pompa Transfer terletak di terletak di Semi-Basement sedangkan pompa booster terletak di Roof.

a. Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fibreglass reinforced plastic, atau konstruksi beton yang cukup kedap air dan dilapisi / finish dengan kramik.

b. Tangki air bawah (GWT) harus mempunyai perlengkapan sbb :

 Manhole
 Tangga
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Pipa peluap dan pipa penguras.
 Indicator muka air
 Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel dsb.
Sistem pengendalian di Ground Water Tank (GWT).

 Bila Fixture Unit dibuka dan atau ada pemakaian air, maka akan mengendalikan pompa Transfer dari Tanki PDAM ke GWT.
 Pompa transfer akan hidup pada saat terjadi perbedaan level di Roof Tank pada posisi Medium Level (ML).
 Pompa transfer akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap pada posisi Hight Level (HL) di Roof Tank.
 Pompa transfer juga akan mati bila air di GWT sudah mendekati tepi peluap pada posisi Low Level (LL) di Ground Water Tank.
 Akan terjadi alarm jika sistem pengendalian gagal bekerja, sehingga air di GWT Over Flow dan atau pompa gagal bekerja.

c. Tangki air bawah (Collection TanK) harus mempunyai perlengkapan sbb :

 Manhole
 Tangga
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Pipa peluap dan pipa penguras.
 Indicator muka air
 Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel dsb.

Sistem pengendalian di Collection Tank.

 Bila Fixture Unit dibuka dan atau ada pemakaian air, maka akan mengendalikan pompa Transfer dari Tanki Collection ke GWT.
 Pompa transfer akan hidup pada saat terjadi perbedaan level di Ground Water Tank pada posisi Medium (ML).
 Pompa transfer akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap pada posisi Higt Level (HL) di Ground Water Tank (GWT).
 Pompa transfer juga akan mati bila air di Collection Tank sudah mendekati tepi peluap pada posisi Low Level (LL) di Collection Tank.
 Pompa Deep Well akan hidup pada saat terjadi perbedaan level di Collection Tank pada posisi Medium Level (ML).
 Pompa Deep Well akan mati pada saat terjadi perbedaan level di Collection Tank pada posisi Hight Level (HL).
 Pompa Deep Well akan mati jika air di Sumur Deep Well telah mencapai posisi Low Level (LL).
 Akan terjadi alarm jika sistem pengendalian gagal bekerja, sehingga air di Collection Tank Over Flow dan atau pompa gagal bekerja.

Sistem pengendalian di Sumur DEEP WELL.

 Bila Fixture Unit dibuka dan atau ada pemakaian air, maka akan mengendalikan Pompa Deep Well dari Sumur Deep Well ke Tanki Collection.
 Pompa Deep Well akan hidup pada saat terjadi perbedaan level di Collection Tank pada posisi Medium (ML).
 Pompa Deep Well akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap pada posisi Higt Level (HL) di Collection Tank.
 Pompa Deep Well juga akan mati bila air di Sumur Deep Well sudah mendekati tepi peluap pada posisi Low Level (LL).
 Akan terjadi alarm jika sistem pengendalian gagal bekerja, sehingga air di Collection Tank Over Flow dan atau pompa deep well gagal bekerja.


d. Tangki air atas (Roof Tank)

Tanki air atas terbuat dari Fibre Reinforced Plastic (FRP) dengan system pembuatan Compression Moulding atau Vacum Laminate dengan standard ASTM C 582 dan BS 4994. Komposisi bahan minimal yang digunakan yaitu Gelcoat (GC), Chopped Strand Mat 300 g sqm, Chopped Strand Mat 450 g sqm, dan Woven Roving 800 g sqm.
Ukuran shell yang dipersaratkan yaitu dengan module 1 x 1 m, 1 x 0,5 m dengan ketebalan minimal sesuai dengan gambar dan kedua permukaan harus licin (both smooth surface).

Adapun kelengkapan tanki minimal sebagai berikut :

 Manhole
 Tangga bagian dalam dari GIP yang dilapisi dengan Fibre Glass.
 Tangga bagian luar dari GIP (anti karat).
 Penyekat didalam tanki terdiri dari bahan yang sama dengan tanki yaitu Fibre Reinfprce Plastic (FRP).
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Pipa masuk,keluar, peluap dan pipa penguras.
 Indicator muka air
 Sambungan flange untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, dan kabel , dsb.
 Base Plate canal C 150.
 Semua Sistem perkuatan di bagian dalam tanki dilapisi dengan FRP.
 Semua Baut untuk pengikat antar panel harus dari Stainles Steel (SS).

Sistem pengendalian di Roof tank.

 Bila Fixture Unit dibuka dan atau ada pemakaian air, maka akan mengendalikan pompa Transfer dari Tanki GWT ke Roof Tank.
 Pompa transfer akan hidup pada saat terjadi perbedaan level di Roof Tank pada posisi Medium Level (ML).
 Pompa transfer akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap pada posisi Hight Level (HL) di roof tank.
 Pompa Transfer akan mati bila muka air di GWT mendekati tepi peluap pada posisi Low Level (LL) di GWT.
 Akan terjadi alarm jika sistem pengendalian gagal bekerja, sehingga air di Roof Tank Over Flow.

4.02.2. Pompa Distribusi (Booster Pump).

a. Pompa Distribusi distribusi berfungsi mengalirkan air ke alat-alat plambing pada lantai- lantai yang membutuhkan.
b. Pompa Distribusi distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Pompa distribusi harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling banyak 4 pompa yang bekerja alternate paralel sedangkan laju aliran masing-masing pompa berdasarkan standard pabrik perakit Distribusi pump dan atau mengikuti schedule peralatan.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran total sampai dengan 40 m3/ jam boleh mempergunakan Pressure Control System sedangkan untuk laju aliran lebih besar dari 41 m3/jam harus mempergunakan flow monitor control system.
e. Setiap Pompa Distribusi (Pompa Booster) antara lain terdiri dari peralatan sbb :
 Constan Pressure Control System.
 Variable speed drive.
 Pompa sentrifugal dengan motor.
 Tangki tekan dengan tipe membrane.
 Inlet dan outlet headers
 Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air (Quick Closing Check Valve)
 Inlet strainers
 Panel daya dan pengendalian
 Pressure switch/flow monitor switch
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
 Pengkabelan
 Dudukan pompa (Base Plate) lengkap dengan rubber mounting.

f. Pengaturan pompa distribusi (pompa booster) pada sistem pressure control.
 Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun sampai ambang batas L1 pada pressure switch (PS 1).
 Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang batas L2 pada pressure switch (PS 2) dan seterusnya.
 Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dan seterusnya.
 Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa yang akan dipakai.
 Pompa yang sedang bekerja dapat tiba- tiba berhenti apabila muka air di tangki hisap turun sampai ambang batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas " ML" di Tanki.

g. Pengaturan pompa distribusi (pompa booster) pada sistem flow monitor control.
 Pompa pertama bekerja apabila laju aliran air di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H1 pada flow monitor .
 Pompa kedua bekerja dan pompa pertama berhenti, apabila laju aliran di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H1 pada Flow Monitor.
 Pompa ketiga bekerja, pompa kedua tetap bekerja dan pompa pertama berhenti, apabila laju aliran terus naik sampai ambang batas H2 pada Flow Monitor.
 Pompa ketiga bekerja, pompa kedua bekerja dan pompa pertama juga bekerja apabila laju aliran pemakai terus naik sampai ambang batas H3 pada Flow Monitor.
 Pompa ketiga dan kedua akan berhenti apabila laju aliran di jaringan pemakai turun sampai ambang batas H3 & H2 pada Flow Monitor.
 Pompa pertama akan berhenti apabila laju aliran air di jaringan pemakai turun di bawah ambang batas H1 pada Flow Monitor dan tekanan air naik sampai ambang batas H1 pada PS1.
 Semua pompa yang sedang bekerja dapat dengan tiba-tiba stop dan alarm bekerja apabila muka air dalam tangki hisap turun sampai ambang batas LL, Pompa akan bekerja kembali sampai air diisi kembali dan mencapai ambang batas ML.


Spoiler for :

4.02.3. Pompa Transfer (Transfer Pump).

1. Pompa Transfer berfungsi mengalirkan air dari tanki air bawah ke Tanki Air Atas (Roof Tank).
2. Pompa Transfer harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
3. Pompa transfer harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa yang bekerja Single Alternate sedangkan laju aliran masing-masing pompa sesuai dengan schedule pompa.
4. Peralatan kendali untuk laju aliran berdasarkan Level control system.
5. Setiap Pompa Transfer antara lain terdiri dari peralatan sbb :

 Panel Control System dan pengendalian.
 Pompa sentrifugal dengan motor.
 Inlet dan outlet
 Headers discharge/ Suction
 Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air (Anti Water Hammer)
 Inlet strainers
 Pressure switch/ flow monitor switch
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
 Pengkabelan
 Timer switch
 Dudukan pompa (base plate)
 Pondasi
 Spring Mounting.
 Inergia Block.

f. Pengaturan pompa Transfer pada sistem control.
 Pompa pertama bekerja apabila air di tanki atas (roof tank) turun sampai ambang batas L pada Level switch (LS-1) dan akan berhenti bekerja jika air sudah sampai pada ambang batas HL (LS-2) di tanki atas (Roof Tank).
 Pompa pertama dan kedua bekerja bergantian dengan pengaturan level control.
 Pompa yang sedang bekerja dapat tiba- tiba berhenti apabila muka air di tangki hisap (Tanki Air Bawah) turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas " ML".

4.02.4. SAND FILTER & CARBON FILTER
1. Sand filter dan carbon filter berfungsi meningkatkan mutu air dari Deep Well yaitu untuk menghilangkan kotoran yang masih terkandung didalamnya sekaligus lebih menjernihkan air sampai 25 ppm.
2. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
3. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, manual backwash.
4. Laju aliran maksimum adalah 10 m3/ jam/ m2.
5. Bahan tangki terbuat dari Wound Polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau stainless steel atau wound polyester.
6. Filter terdiri dari :
 Tangki termasuk screen
 Filter Media
 Valves
 Interconnecting piping (inlet, outlet,drain).
 Instruments
 Control
 Life Indicator
 Manhole

7. Kapasitas Sand Filter dan Carbon Filter masing-masing (Lihat di schedule).
8. Perpipaan.
(Lihat spesifikasi perpipaan).
4.02.5. WATER HAMMER SHOCK ABSORBER.
1. Water Hammer Shock Abshorber berfungsi untuk menghilangkan anti pukulan air (Water Hammer) sehingga instalasi pemipaan bisa berfungsi sebagai mana yang di harapkan.

2. Spesifikasi teknis dari water hammer shock abshorber adalah sebagai berikut :
– Casing : Mild Steel (SS400).
- Perporated Pipe : PVC Pipe (HTPVC).
- Elastic Tube : Synthetic Rubber.
- Hex. Socket Head Cap. Screw : Carbon Steel.
- Air Chamber : Enclosure of Nitrogen Gas.
- Flange : Mild Steel (SS400).
- Pressure Gauge : 1 Unit, diameter 5 cm
- Nipple Valve : 1 Unit, dia meter ½ “.
- Maximum Tekanan Kerja : 16.3 kg/cm
- Maximum Temperature Kerja : 60 ºC :

4.02.6. WATER HAMMER ARRESTER.
1. Water Hammer Arrester berfungsi untuk menghilangkan anti pukulan air (Water Hammer) sehingga instalasi pemipaan bisa berfungsi sebagai mana yang di harapkan.

2. Spesifikasi teknis dari water hammer arrester adalah sebagai berikut :
– Casing / Body : Bronze / Cast Iron.
- Diaphragma : Syntetic Rubber.
- Air Chamber : Enclosure of Nitrogen Gas.
- Flange : Mild Steel (SS400).
- Pressure Gauge : 1 Unit, diameter 5 cm
- Nipple Valve : 1 Unit, dia meter ½ “.
- Maximum Tekanan Kerja : 15 kg/cm
- Maximum Temperature Kerja : -15 ºC s/d 80 ºC


Spoiler for SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR DAN AIR BEKAS:

5.00.0. SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR DAN AIR BEKAS

5.01.0. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Manhole
4. Sumur periksa
5. Bak air bekas/ Bak air kotor
6. Pompa air bekas/ Pompa air kotor
7. Pompa Grease Trap.
8. Grease Trap
9. Floor Drain
10. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out
11. Roof Drain





5.02.0. PERPIPAAN

1. Umum.
- Macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk Air Hujan, Air Limbah Saniter, Air Limbah Dapur, dan vent.
- Jenis pipa lihat ‘SPESIFIKASI PERPIPAAN’.

2. Limbah Air Hujan.

Perpipaan air hujan mulai dari Roof Drain diatap sampai selokan halaman, Pada daerah beberapa bagian dari selokan dipasang Resapan.

3. Limbah Saniter dan Vent.

Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal Lavatory, Shower dan Floor Drain, disalurkan ke Sewage Pit . Dari Sewage Pit air limbah dipompakan ke Sewage Treatment Plant. Untuk lokasi toilet yang memungkinkan air limbah secara grafitasi maka pengaliran air limbah secara grafitasi.

4. Limbah Dapur (Restaurant).

Perpipaan air limbah dapur mulai dari kitchen sink disetiap lantai sampai menuju ke grease trap. Dari grease trap air limbah dapur di alirkan ke STP dengan menggunakan pompa. Untuk lokasi limbah dapur yang memungkinkan air limbah secara grafitasi maka pengaliran air limbah secara grafitasi.

5.03.0. SUMUR PERIKSA

1. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah dan atau :
- Ukuran pipa 100 mm jarak antara sumur periksa 15 m.
- Ukuran pipa 150 mm s/d 200 mm jarak antara sumur periksa 30 m.
- Ukuran pipa 250 s/d 1000 jarak antara sumur periksa 45 m.

2. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.

3. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.

4. Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.

5.04.0. MANHOLE

1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease/lemak akan terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 550 mm sedangkan untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukkan lokasi.

5.05.0. BAK AIR KOTOR (SEWAGE PIT).

1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air kotor seperti diuraikan disini.
2. Bak air limbah harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian sipil/konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus dapat untuk laluan pompa.
3. Setiap bagian bak air kotor harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135  C.
4. Bak air kotor (Sewage Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :
 Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
 Sleeve untuk pipa vent
 Sleeve untuk kabel- kabel
 Level switch untuk fire alarm banjir.
 Level switch untuk kendali pompa
 Tangga monyet
 Manhole untuk laluan pompa

5.06.0. POMPA AIR KOTOR (SEWAGE PUMP).

1. Setiap bak air kotor minimum harus dipasang dua buah pompa air kotor.

2. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan kompoenen sebagai berikut.:
 Cast iron casing
 Cast iron vortex type impeller
 Stainless steel shaft
 Doble Mechanical seal
 Heavy duty grease lubricated bearing
 Stainless steel casing guide rail support
 Quick discharge coupling/ Connector.

3. Spesifikasi motor sebagai berikut :
 Squirrel cage induction type
 Winding insulation class F
 Water tight
 Vereticaly mounted

4. Sistem kendali motor pompa Sewage.
 Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage.
 Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
 Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
 Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.

5.07.0. BAK AIR BEKAS (SUMP PIT).

1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air bekas seperti diuraikan disini.
2. Bak air bekas harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian sipil / konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus dapat untuk laluan dipompa.
3. Setiap bagian bak air bekas harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135  C.
4. Bak air bekas (Sump Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :
 Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
 Sleeve untuk pipa ven
 Sleeve untuk kabel- kabel
 Level switch untuk fire alarm banjir.
 Level switch untuk kendali pompa
 Tangga monyet
 Manhole untuk laluan pompa





Spoiler for :

5.08.0. POMPA AIR BEKAS (SUMP PUMP).

1. Setiap bak air bekas minimum harus dipasang dua buah pompa air bekas.

2. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan kompoenen sebagai berikut:
 Cast iron casing
 Cast iron Semi vortex type impeller
 Stainless steel shaft
 Mechanical seal
 Heavy duty grease lubricated bearing
 Stainless steel casing guide rail support
 Quick discharge coupling/ Conector

3. Spesifikasi motor sump pump sebagai berikut :
 Squirrel cage induction type
 Winding insulation class F
 Water tight
 Vereticaly mounted

4. Sistem kendali motor pompa.
 Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage.
 Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
 Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
 Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.

5.09.0 GREASE INTERCEPTOR (GREASE TRAP).

1. Grease Interceptor (Grease Trap) harus dipasang disetiap saluran dapur sedekat mungkin dengan sumber limbah.
2. Grease Interceptor (Grease Trap) harus berfungsi untuk mengumpulkan serta mengeluarkan kandungan padat dan lemak maupun kandungan ringan lainnya yang terbawa dalam limbah dapur.
3. Endapan padat harus dapat berkumpul dalam basket (keranjang), selanjutnya secara berkala akan diangkat oleh petugas pembersihan.
4. Lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara berkala akan dikeluarkan oleh petugas pembersihan.
5. Grease Interceptor (Grease Trap) dapat dibuat dari Beton bertulang, besi tuang, stailess steel, fibre glass dan atau baja karbon dengan lapisan tahan karat.
6. Grease Interceptor (Grease Trap) harus dibuat dengan konstruksi higenis sesuai dengan standard DIN 4040 jenis kombinasi.
7. Setiap bak air bekas Grease Trap Central minimum harus dipasang dua buah pompa air bekas.
8. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan kompoenen sebagai berikut:
 Cast iron casing
 Cast iron Semi vortex type impeller
 Stainless steel shaft
 Mechanical seal
 Heavy duty grease lubricated bearing
 Stainless steel casing guide rail support
 Quick discharge coupling / Conector

9. Spesifikasi motor sump pump sebagai berikut :
 Squirrel cage induction type
 Winding insulation class H
 Water tight
 Vereticaly mounted

10. Sistem kendali motor pompa.
 Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage.
 Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
 Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
 Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.

5.10.0. FLOOR DRAIN

1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan 50 mm Water Seal.

2. Floor Drain terdiri dari :
 Stainles Steel atau Chromium plated bronze cover and ring
 PVC Check
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection dan dengan flange untuk Water prooving.

3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”

5.11.0. FLOOR CLEAN OUT/ CEILING CLEAN OUT.

1. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Water Proofed Type.

2. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out terdiri dari :

- Stainles Steel plated atau Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterproofing.

3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka dan ditutup.

5.12.0. ROOF DRAIN

1. Roof Drain yang dipergunkan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproof.

2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah minimal sebesar dua kali luas penampang pipa buangan.

3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron body dengan waterprooved flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover Dome type

5.13.0. P" TRAP

1. P" TRAP yang digunakan disini harus jenis multi inlet.
2. Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
3. P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari Cast Iron atau PVC class 5 kg/cm2.
4. Merk : Austindo atau Setara

5.14.0. Water meter (Quantity Meter).

1. Water meter yang dipergunkan disini harus dari type Anti–Magnet Mechanism dengan konstruksi waterproof.
2. Acccurasi Ketelitiannya maximum 2 % dan Minimum 5 %.
3. Minimum Flow Rate 0.01 m3/jam – 0.05 m3/jam (tergantung diameter water meter).





Spoiler for produk plumbing:

6. 00.0. PRODUK INSTALASI PLAMBING

Tidak ada komentar: